Senin, 28 Maret 2011

PERUBAHAN FONOLOGIS, KELAS KATA , SEMANTIS, ANALISIS ETIMOLOGIS, dan PENULISAN UNSUR SERAPAN

PERUBAHAN FONOLOGIS
Perubahan fonologis, baik vokal maupun konsonan, kosakata pungutan dari bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia dapat digolongkan menjadi lima jenis yaitu,
a. penghilangan bunyi akhir,
b. perubahan bunyi akhir,
c. penambahan bunyi akhir,
d. metatesis, dan
e. perubahan artikulatoris.

a. Penghilangan Bunyi Akhir
Penghilangan bunyi akhir atau dalam istilah fonologi disebut apokop banyak terjadi dalam kosakata pungutan dalam bahasa Belanda ke bahasa Indonesia. Penghilangan bunyi akhir yang kami temukan, antara lain,
Bhs. Belanda Bhs. Indonesia Keterangan
activist aktivis penghilangan konsonan /t/
anomalie anomali penghilangan vokal /e/
asfalt aspal penghilangan konsonan /t/
atheist ateis penghilangan konsonan /t/
dienst dinas penghilangan konsonan /t/
eruptie erupsi penghilangan vokal /e/
erotisch erotis penghilangan konsonan /c/ dan /h/
bekend beken penghilangan konsonan /d/
epitheton epitet penghilangan vokal /o/ dan konsonan /n/
incident insiden penghilangan konsonan /t/
apologie apologi penghilangan vokal /e/
selderie seledri penghilangan vokal /e/
fundament fundamen penghilangan konsonan /t/
roulette* rolet Penghilangan /te/
regime rezim Penghilangan vokal /e/
Pada umumnya, konsonan /t/ dan vokal /e/ pada akhir kata serapan dari bahasa Belanda hilang.
* Karena dalam kaidah fonotaktik bahasa Indonesia tidak ada susunan vokal vokal /iə/, /eə/, /eu/, /oe/, /ou/, dan /uə/.

b. Perubahan Bunyi Akhir
Perubahan bunyi akhir dalam kosakata pungutan dari bahasa Belanda ke bahasa Indonesia yang kami temukan antara lain,
Bhs. Belanda Bhs. Indonesia Keterangan
akte akta vokal /ə/ berubah menjadi vokal /a/
bureau biro diftong /au/ berubah menjadi vokal /o/
distric distrik konsonan /c/ berubah menjadi konsonan /k/
garage garasi /ge/ berubah menjadi /si/
dimentie dimensi /tie/ berubah menjadi /si/
declamatie deklamasi /tie/ berubah menjadi /si/
desinfectie desinfeksi /tie/ berubah menjadi /si/
executie eksekusi /tie/ berubah menjadi /si/
dommekracht dongkrak /cht/ berubah menjadi /k/
majoriteit mayoritas /eit/ berubah menjadi /as/
opzeichter opsir /chter/ berubah menjadi /r/
champagre sampanye /gre/ berubah menjadi /nye/

Perubahan /ə/ nenjadi /a/ pada morfem /akta/, secara fonologis karena /ə/ dan /a/ berdekatan, yaitu sama-sama vokal tengah.. Masih banyak orang yang lebih suka melafalkan /akte/ daripada /akta/, khususnya orang Sunda. Selain itu, keberadaan bangsa Belanda yang cukup lama di Indonesia merupakan salah satu sebab masyarakat Indonesia lebih suka melafalkan /akte/ daripada /akta/. Mungkin karena faktor inilah morfem /akta/ menjadi salah satu morfem yang problematis
Terjadi monoftongisasi dalam perubahan /Bureau/ menjadi /Biro/, yaitu /au/ menjadi /o/. Konsonan /c/ di muka /i/ berubah menjadi /k/, seperti dalam kata distric berubah menjadi distrik. Perubahan dimentie menjadi dimensi karena /tie/ dalam bahasa Belanda berubah menjadi /si/.

c. Penambahan Bunyi Akhir
Penambahan bunyi akhir atau dalam istilah fonologi disebut paragog yang kami temukan dalam kosakata serapan dari bahasa Belanda ke bahasa Indonesia, antara lain,
Bhs. Belanda Bhs. Indonesia Keterangan
beurs bursa penambahan vokal /a/
fenomeen fenomena penambahan vokal /a/
hypnose hipnosis penambahan konsonan /s/

d. Metatesis
Metatesis adalah perubahan letak huruf yang biasanya disertai dengan perubahan bunyi. Dalam menganalisis metatesis dalam kosakata serapan dari bahasa Belanda ini, kami tidak menggunakan pola suku kata yang terdapat dalam buku Bahasa Bantu. Kami khawatir pola tersebut hanya berlaku bagi kosakata serapan bahasa Arab. Metatesis yang kami temukan dalam kosakata serapan dari bahasa Belanda ke bahasa Indonesia, yaitu,
Bhs. Belanda Bhs. Indonesia Keterangan
selderie seledri pertukaran letak konsonan /d/ dengan vokal /e/ pada suku kata kedua
frikadel perkedel pertukaran letak konsonan /r/ dengan vokal /i/ yang mengalami perubahan menjadi vokal /e/ pada sukukata pertama
Metatesis dalam kata selderie menjadi seledri terjadi pada vokal /e/ dengan konsonan /d/ dalam suku kata kedua. Metatesis dalam kata frikadel menjadi perkedel terjadi pada vokal /i/ dengan konsonan /r/ dalam suku kata pertama, disertai pula dengan perubahan vokal /i/ menjadi /e/.

e. Perubahan Artikulatoris
Perubahan artikulatoris adalah perubahan yang berhubungan dengan artikulasi. Artikulator bangsa Indonesia mempunyai kelenturan yang berbeda dengan artikulator bangsa Belanda. Bunyi yang dianggap mudah untuk dilafalkan oleh orang Belanda ternyata sulit untuk dilafalkan oleh orang Indonesia, maka terjadilah perubahan artikulatoris.
Perubahan artikulatoris meliputi perubahan konsonan, perubahan vokal, perubahan vokal dan konsonan, dan perubahan yang tidak bergejala. Perubahan ini biasanya disertai oleh penghilangan dan atau penambahan vokal dan atau konsonan.
Jenis Perubahan Artikulatoris Bahasa
Belanda Bahasa
Indonesia Keterangan
a. perubahan konsonan asfalt aspal perubahan konsonan /f/ menjadi konsonan /p/
biljet bilyet perubahan konsonan /j/ menjadi konsonan /y/
bilijun biliyun perubahan konsonan /j/ menjadi konsonan /y/
declamatie deklamasi perubahan konsonan /c/ menjadi konsonan /k/
disinfectie desinfeksi perubahan konsonan /c/ menjadi konsonan /k/
executie eksekusi perubahan konsonan /x/ menjadi /ks/
champagre sampanye perubahan konsonan /ch/ menjadi /s/

b. perubahan vokal borduur bordir perubahan vokal /uu/ menjadi vokal /i/
biefstuk bistik perubahan vokal /u/ menjadi /i/ serta penghilangan vokal /e/
bureau biro perubahan vokal /u/ menjadi vokal /i/ dan diftong /au/ menjadi /o/ serta penghilangan vokal /e/
favoriet favorit penghilangan vokal /e/
kamer kamar perubahan vokal /ə/ menjadi vokal /a/
meubel* mebel Penghilangan vokal /u/
mobiel mobil penghilangan vokal /e/
roulette* rolet Penghilangan vokal /u/
c. perubahan vokal dan konsonan bezoek* besuk perubahan konsonan /z/ menjadi konsonan /s/ serta perubahan /oe/ menjadi /u/


bikkel bekel penghilangan satu konsonan /k/ dan perubahan vokal /i/ menjadi vokal /e/


bultzak bolsak perubahan konsonan /z/ menjadi konsonan /s/, perubahan vokal /u/ menjadi vokal /o/, serta penghilangan konsonan /t/
jangen jongos perubahan vokal /a/ menjadi vokal /o/, konsonan /n/ menjadi konsonan /s/, vokal /e/ menjadi vokal /o/
d. perubahan yang tidak bergejala rit rit



ritme ritme
salon salon
saldo saldo
toga toga
urine urine
via via
virus virus
wortel wortel
Perubahan fonem /f/ menjadi /p/ pada kata aspal, secara fonologis karena /f/ dan /p/ sama-sama tidak bersuara, begitu juga /c/ menjadi /k/ pada kata deklamasi dan desinfeksi. Sedangkan perubahan /j/ menjadi /y/ pada kata biliyun dan bilyet dikarenakan /y/ dan /j/ sama-sama palatal dan bersuara. Untuk perubahan /x/ menjadi /ks/ dan /ch/ menjadi /s/, disesuaikan dengan aturan penulisan unsur serapan dalam EYD. Pada kata biro, /u/ berubah menjadi /i/ dikarenakan kedua fonem tersebut sama-sama vokal tinggi. Perubahan kamer menjadi kamar, yaitu perubahan fonem /ə/ menjadi /a/ karena secara fonologis kedua fonem itu sama-sama fonem tengah. Untuk perubahan /z / menjadi /s/ pada kata besuk dan bolsak, serta fonem /n/ menjadi /s/ pada kata jongos dikarenakan foem /s/, /z/, dan /n/ sama-sama alveodental.
Pada kata biefstuk, bier, bureau, favoriet, meubel, dan mobiel mengalami gejala singkope yaitu penghilangan fonem di tengah. Pada kata bureau, mengalami gejala monoftongisasi.
* Karena dalam kaidah fonotaktik bahasa Indonesia tidak ada susunan vokal vokal /iə/, /eə/, /eu/, /oe/, /ou/, dan /uə/.




PERUBAHAN KELAS KATA
Ada beberapa perubahan kelas kata yang kami temukan dalam kosakata serapan dari bahasa Belanda, di antaranya,
Bhs. Belanda Bhs. Indonesia
Kata Kelas Kata Makna Kata Kelas Kata Makna
epitheton A julukan, nama spesies epitet N kata sifat, benda, ataau frasa yang digunakan untuk menghina orang/benda, deskripsi nama/judul
senior N sudah berpengalaman, sudah tua senior A lebih tinggi dalam pangkat dan jabatan kedinasan, lebih matang dari pengalaman dan kemampuan, lebih tua dalam usia
Untuk kata senior, meskipun menurut kami arti senior dalam bahasa Belanda merujuk ke kata sifat, tetapi di kamus bahasa Belanda memang tertulis kata benda.

PERUBAHAN SEMANTIS
Bhs. Belanda Bhs. Indonesia
kata makna kata makna
bikkel tulang tumit domba yang digunakan untuk bermain bekel bekel permainan dengan sebuah bola karet dan buah mainan berupa kerang
jongen anak laki-laki, jagoan/preman jongos pembantu rumah tangga (laki-laki);pelayan;bujang
opzichtor pengawas mandor opsir perwira (pangkat dalam kemiliteran)
beurs pundit-pundi dompet,bea siswa, pekan raya bursa tempat memperjual-belikan saham
asfalt aspal yang basah aspal campuran hidrokarbon alam yang amorf
dienst dinas tentara dinas bagian kantor yang mengurus bagian tertentu
epitheton julukan, nama spesies epitet kata sifat, benda atau frasa yang biasa digunakan untuk menghina orang/benda deskripsi nama/judul

Makna bekel dalam bahasa Belanda lebih tertuju pada benda yang digunakan dalam permainan, sedangkan dalam bahasa Indonesia adalah permainannya itu sendiri.
Makna jongos dalam bahasa Indonesia dan bahasa Belanda cukup jauh berbeda, meskipun ada persamaan yaitu sama-sama laki-laki.
Makna opsir dalam bahasa Indonesia dan bahasa Belanda cukup berbeda tapi ada kemirirpan mungkin pekerjaan perwira salah satunya adalah sebagai pengawas.
Makna bursa dalam bahasa Indonesia dan bahasa Belanda cukup jauh berbeda.
Makana aspal dalam bahasa Indonesia dan bahasa Belanda ada sedikit persamaan. Makna aspal dalam bahasa Indonesia lebih umum daripada makna aspal dalam bahasa Belanda.
Makna dinas dalam bahasa Belanda lebih bersifat khusus sedangkan dalam bahasa Indonesia lebih umum.

ANALISIS ETIMOLOGIS
1. Akta (Indonesia) → Akte (Belanda) → Act (Inggris) → Acte (Prancis) → Actus/Actum (Latin).
2. Apologi (Indonesia) → Opologie (Belanda) → Apology (Inggris) → Apologia (Latin) → Apo (Yunani).
3. Biro (Indonesia) → Bureau (Belanda) → Bureau (Inggris) → Bureau (Prancis).
4. Bui (Indonesia) → Boei (Belanda).
5. Dimensi (Indonesia) → Dimensie (Belanda) → Dimension (Inggris) → Dimensio (Prancis) → Dimetiri/Dimensus (Latin).
6. Distrik (Indonesia) → District (Belanda) → District (Inggris) → Districtus (Prancis) → Districtus (Latin).
7. Fenomena (Indonesia) → Fenomeen (Belanda) → Phenomena (Inggris) → Phainomenon/Phainomai (Yunani).
8. Garasi (Indonesia) → Garage (Belanda) → Garage (Inggris) → Garer/Gare (Prancis).
9. Hipnosis (Indonesia) → Hypnose (Belanda) → Hypnosis (Inggris) → Hupnoo/hupnos/hupnosis (Yunani).
10. Aktivis (Indonesia) → Activis (Belanda) → Activist (Inggris) → Activiste (Prancis) → Activista (Latin) → Activistes (Yunani).
11. Anomali (Indonesia) → Anomalie (Belanda) → Anomalus (Inggris) → Anomalos (Latin).
12. Aspal (Indonesia) → Asfalt (Belanda) → Asphalt (Inggris) → Asphaltos (Yunani).
13. Ateis (Indonesia) → Atheist (Belanda) → Atheiste (Prancis) → Atheista (Latin) → Atheistes (Yunani).
14. Dinas (Indonesia) → Dienst (Belanda).
15. Erupsi (Indonesia) → Eruptie (Belanda) → Eruption (Inggris) → Eruptio (Latin).
16. Erotis/Erotik (Indonesia) → Erotisch (Belanda) → Erotic (Inggris) → Erotique (Prancis) → Eroticus (Latin) → Erotikos (Yunani).
17. Beken (Indonesia) → Bekend/Bekennen (Belanda).
18. Epitet (Indonesia) → Epitheton (Belanda) → Epithet (Inggris) → Epitheton (Latin) → Epitithemi (Yunani).
19. Insiden (Indonesia) → Incident (Belanda) → Incident (Inggris) → Incidentem (Latin).
20. Mayoritas (Indonesia) → Majoriteit (Belanda) → Majority (Inggris) → Majorite (Prancis) → Majoritas (Latin).
21. Opsir (Indonesia) → Officier (Belanda) → Officer (Inggris) → Officeur (Prancis) → Officiarius (Latin).
22. Rezim (Indonesia) → Regime (Belanda) → Regime (Inggris) → Rĕgime (Prancis) → Regere (Latin).
23. Rolet (Indonesia) → Roulette (Belanda) → Roullete (Inggris) → Rouelle/Roue (Prancis) → Rota (Latin).
24. Sampanye (Indonesia) → Champagre (Belanda) → Champagne (Inggris) → Champagne (Prancis).
25. Bilyet (Indonesia) → Biljet (Belanda) → Billet (Prancis).
26. Bilyun (Indonesia) → Bilijun (Belanda) → Billion (Inggris).
27. Dongkrak (Indonesia) → Dommekracht (Belanda).
28. Bir (Indonesia) → Bier (Belanda) → Beer (Inggris) → Beor (Prancis).
29. Favorit (Indonesia) → Favoriet (Belanda) → Favorite (Inggris) → Favoriri/Favorir (Prancis).
30. Mebel (Indonesia) → Meubels (Belanda) → Meubles (Prancis)
31. Kamar (Indonesia) → Kamer (Belanda).
32. Mobil (Indonesia) → Mobiel (Belanda) → Mobile (Inggris) → Mobilis (Prancis) → Movere (Latin).

PENULISAN UNSUR SERAPAN
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, seperti Sanskerta, Arab, Pertugis, Belanda, atau Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjamaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar. Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaan hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Dalam makalah ini, kami hanya menuliskan penulisan unsur serapan bahasa Belanda ke bahasa Indonesia.
Penulisan Unsur Serapan Contoh Kata
Bhs. Belanda Bhs. Indonesia
aa (Belanda) menjadi a paal
octaaf
baal pal
oktaf
bal
ee (Belanda) menjadi e stratofeer
systeem stratofer
sistem
ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i politiek
riem politik
rim
oo (Belanda) menjadi o komfoor
provoost kompor
provos
_aat (Belanda) menjadi -at advokaat advokat
-al, -eel (Belanda), -aal (Belanda) menjadi al structural, structureel
formal, formeel
normal, normaal struktural
formal
normal
-archy, -archie (Belanda) menjadi arki anarchy, anarchie
oligarchy, oligarchie anarki
oligarki
-ary, -air (Belanda) menjadi -er complementary, complementair
primary, primair
secondary, secundair komplementer

primer
secunder
-(a)tion, -(a)tie (Belanda) menjadi –asi, -si action, actie
publication, publicatie aksi
publikasi
-eel (Belanda) menjadi -el Ideëel
Moreel
materieel Ideel
Morel
materiel
-ic, -ics, -ique, iek, -ica (Belanda) menjadi –ik, -ika, logi, logica
phonetics, phonetiek
physics, physica
dialectics, dialektica
technique, techniek logika
fonetik
fisika
dialektika
teknik
-ic, isch ( adjektiva Belanda) menjadi -ik electronic, elektronische
mechanic, menanisch
ballistic, ballistisch elektronik
mekanik
balistik
-ical, -isch (Belanda) menjadi -is economical, economisch
practical, practisch
logical, logisch ekonomis
praktis
logis
-ism, isme (Belanda) menjadi -isme modernism, modernisme
communism, communisme
modernisme
komunisme
-ive, ief (Belanda) menjadi -if deskriptive, descriptief
demonstrative, demonstratief
deskriptif
demonstratif
-logy, -logie (Belanda) menjadi -logi technology, technologie
physiology, physiologie
analogy, analogie teknologi
fisiologi
analogi
-loog (Belanda) menjadi -log analoog
epiloog analog
epilog
-oid, -oide (Belanda) menjadi -oid hominoid, hominoide
anthropoid, anthropoide hominoid
antharopoid
-or, -eur (Belanda) menjadi -ur, -ir director, directeur
inspector, inspecteur
amateur
formateur direktur
inspektur
amatir
formatur
-ty, -teit (Belanda) menjadi tas university, universiteit
quality, kwaliteit unversitas
kualitas
-ure, -uur (Belanda) menjadi -ur structure, struktur
premature, prematuur struktur
prematuur

SIMPULAN
Dari pembahasan penyerapan bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia ternyata cukup banyak. Apalagi, jika dilihat dari sejarah Indonesia yang sekitar 350 tahun dijajah oleh negara Belanda telah mewariskan beberapa kata serapan yang akhirnya digunakan sebagai bahasa Indonesia. Pada masa penjajahan tersebut rakyat pribumi yaitu bangsa Indonesia juga mengikuti atau mengucapkan bahasa yang sama melalui sekolah rakyat maupun curi-simak. Curi-simak bahasa Belanda tersebut rata-rata banyak yang kurang benar apa yang diucapkan dengan yang didengar seperti kata “ot dat ding “ yang berarti “ itu dia” tetapi dimaknai sebuah makanan oleh bangsa Indonesia atau kata mislek, mariam dll.
Dalam menganalisis bahasa Belanda ini kami juga menemukan sebuah fakta baru yaitu penyerapan bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia melalui adaptasi otografis. Bahasa Belanda ini biasanya masih digunakan oleh para orang tua. Penyerapan bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia berkisar 1500 kata. Kemudian, penyerapan bahasa Belanda ini dalam pelafalannya cenderung dipertahankan yaitu hampir sama dengan pelafalan bahasa aslinya tapi tidak sempurna contohnya, kata asfalt menjadi aspal.
Kami berpendapat bahwa bahasa Belanda jika dilihat dari sejarah sangat berpengaruh dalam penyerapan bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud RI. (1996). Senarai Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan Bahasa.

Depdikbud RI. (2005). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Pustaka Setia.
NN. (2006). Bahasa Belanda. [Online]. Tersedia: http://www.erastaal.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=30&Itemid=61&lang=id [15 Agustus 2006].
NN. (2006). Sejarah Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia: http://www.kompas.com/kompascetak/0407/08/PendIN/1130655.htm. [15 Agustus 2006].
Saadie, Ma’mur. (1997). Bahasa Bantu. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim Penyusun. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Penyusun. (1996). Kamus Belanda. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar