Minggu, 28 Juni 2009

Teruntuk beyangan semu yang terpotret pada imajinasiku.


Derai-derai september ku lalui tanpa dirimu lagi
tanpa dekapmu
tapi sungguh kali ini tak kurasakan hampa
ada sejuta asa merangkul pundaku
mengajakku tuk terbang jauh ke angkasa
menari dengan awan
berbagi bersama bintang-bintang

Sejak kau tepiskan mimpi-mimpiku
ku coba tuk tetap tegar, meski tak setegar malam
ku coba tuk tetap bertahan, meski gamang menyumbat dada
ku coba tuk sematkan kekuatan pada jantung
meski tanpamu

Penjengahan menyeretku pergi jauh dari bayang-banyangmu
lalu ia meninggalkanku, memaksaku tuk tetap diam
di sudut terdalam.
beruntung sang waktu tetap menemaniku
menuntun langkahku
menggenggam erat jemariku
mengajakku berlari sejauh yang ku mampu
membawaku terbang setinggi yang ku mau

Pada kerlip bintang, tanpa sungkan kan ku..
tinggalkan bongkahan sorot matamu,
aroma tubuhmu, belai hangatmu, juga
mesra yang masih tertinggal di hati
pada senyum rembulan kan ku pinta ketulusannya
pada pekat malam kan ku pinta ketegarannya

Sesungguhnya ada ketidakmengertian yang tertinggal dibenaku
Ada ketidakrelaan yang membekas di jiwa
tapi kini tak kan kucari apa jawabnya
aku memilih melupakanmu saja
lalu menari bersama bintang
berharap kelak bintang-bintang itu mewujud ragamu
menari denganku sepanjang malam
meski ia hanya beyangan semu yang
terpotret pada imajinasiku.

070907